TRENGGALEK– Berita Ponorogo Hari Ini, Musibah tanah longsor kembali terjadi di Jalan Raya Trenggalek-Ponorogo Kamis malam (2/4), tepatnya masuk Desa Nglinggis, Kecamatan Tugu. Longsoran material tanah bercampur batu mengakibatkan arus lalu lintas di jalan raya provinsi itu sempat terganggu. Para pengendara pun resah karena longsor sudah terjadi dua kali di lokasi yang sama.
Longsor sebelumnya terjadi Rabu lalu (25/3) dan mengakibatkan akses tertutup material longsor. Longsor kali ini tidak separah Maret lalu. Kendati demikian, sejumlah kendaraan, terutama roda empat atau lebih, harus berhati-hati saat melintas. Sebab, material longsor menutup hampir separo badan jalan. Bahayanya, sisi badan jalan yang tak tertutup material menjadi licin karena air yang bercampur lumpur.
Berdasar informasi yang dihimpun di lokasi, longsor terjadi pukul 21.00. Sebelumnya, hujan mengguyur kawasan tersebut sekitar satu jam. Tebing dengan tinggi sekitar 10 meter lantas melorot hingga ke badan jalan. ’’Diawali hujan deras dulu, lantas longsor. Lokasinya masih sama dengan yang dulu,’’ ungkap Sukiran, warga setempat.
Kiran menuturkan, warga sekitar lokasi sudah waspada dan memperkirakan terjadi longsor susulan. Itu berdasar hujan yang terus turun saat sore hingga malam hari. ’’Istilahnya sudah siaga. Memang tidak banyak yang bermukim, tapi tetap waspada,’’ katanya.
Berdasar pantauan koran ini, beberapa alat berat seperti buldoser dan backhoe masih disiagakan di lokasi. Beberapa juga bekerja mengeruk material longsor ke pinggir jalan. Alat berat lain mengeruk material tanah dari saluran irigasi yang berada di pinggiran tebing. Hal itu bertujuan agar air bisa mengalir lancar menuju sungai besar.
Menurut Pengawas Jalan Provinsi Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Jawa Timur Tono, pihaknya belum menarik alat berat. Sebab, masih dimungkinkan terjadi longsor susulan. ’’Alat itu masih ada di lokasi. Berdasar pantauan, setidaknya ada 22 titik rawan longsor susulan,’’ katanya.
Pihaknya mengimbau pengguna jalan agar berhati-hati, terlebih saat malam dan turun hujan. Kondisi jalan menjadi licin dan rawan longsor.
Longsor susulan tersebut juga membuat warga pemilik lahan menangis. Mereka tak lagi memiliki lahan untuk bercocok tanam. ’’Sudah tidak ada lahan karena terbawa longsor,’’ keluh Hariadi, 50, saat memungut kayu di lokasi longsor.
Hujan deras yang turun Kamis malam juga membuat belasan rumah warga di Dusun Kranding, Desa/Kecamatan Tamanan, terendam. Meski air tidak terlalu tinggi, yakni hanya setinggi mata kaki, akses menuju lokasi sempat tertutup. ’’Hujannya deras. Airnya langsung menggenang dan masuk rumah. Beruntung, hujan segera reda. Jika tidak, yang terjadi pasti lebih parah,’’ ungkap Ponikem, warga Kranding. (wen/tri/JPNN/c17/any)
Sumber Berita : Jawa Pos
Tag :
Berita Ponorogo