Penemu Mesin Jet ini adalah sang maestro Frank Whittle yang hingga kini jasanya masih selalu digunakan oleh manusia.
Frank Whittle Penemu Mesin Jet
Masa jeda setelah Perang Dunia I usai rupanya dimaksimalkan untuk merancang teknologi militer yang lebih mutakhir, Salah satunya adalah pesawat jet tempur yang ternyata mengambil peran sentral dalam Peran Dunia II. Orang yang telah bekerja keras dalam mengupayakan terwujudnya burung besi bersenjata mematikan ini adalah Frank Whittle, seorang perwira Royal Air Force ( RAF ) atau Angkatan Udara Kerajaan Inggris. Sebelum namanya melangit karena berhasil menciptakan mesin turbo untuk pesawat jet, Whittle ternyata harus berupaya ekstra keras, memulai dari bawah, dan mengalami cukup banyak rintangan.Profil & Sejarah Frank Whittle Penemu Mesin Jet
Frank Whittle lahir di Coventry, Inggris pada 1 Juni 1907. Ia adalah anak sulung dari pasangan Musa Whittle dan Sara Alice Garlick. Musa Whittle berprofesi sebagai seorang insinyur mekanik. Maka tidak mengherankan jika sejak kecil, Frank Whittle sudah akrab dengan alat - alat mekanik dan mesin. Whittle memang dikenal sebagai anak yang cerdas. Hanya 2 tahun duduk di bangku Milverton School, ia berhasil memperoleh beasiswa untuk melanjutkan ke sekolah lanjutan yang kelak dikenal dengan nama Leamington College. Namun, di tengah studinya di sana, kondisi keuangan ayahnya tiba - tiba memburuk.Kesulitan finansial yang dialami ayahnya ternyata berdampak pada kelangsungan studi Whittle. Ia terpaksa berhenti sekolah dan membantu di bengkel ayahnya. Namun, justru itulah hikmahnya. Whittle jadi semakin paham tentang mesin dan kian terampil. Selain itu, di saat luang, ia menghabiskan waktu dengan banyak membaca tentang hal - hal yang berhubungan dengan stronomi dan teknik penerbangan. Sejak itu, tumbuh keinginan pada diri Whittle bahwa ia harus menjadi pilot dan bercita - cita bisa bergabung dengan RAF suatu saat nanti.
Memasuki tahun 1923, tumbuh harapan bagi Whittle untuk mewujudkan cita - citanya, ia mendaftar masuk RAF. Sayangnya, ia gagal dalam ujian medis karena ukuran badannya yang kurang memenuhi syarat. Whittle tak menyerah dan menempa dirinya dengan program pelatihan yang keras untuk meningkatkan kondisi fisiknya selam 6 bulan. Pada kesempatan berikutnya, pada September 1923 akhirnya Whittle diterima di RAF sebagai teknisi pesawat.
Bakat mekanik yang dimiliki Whittle membuatnya terobsesi untuk menciptakan mesin pesawat dengan tenaga dan kecepatan terbang yang jauh lebih tinggi. Riset Whittle mengenai hal ini ia tuliskan sebagai tema tesis menjelang kelulusannnya. Untuk menambah daya kekuatan pesawat Whittle menyangsikan kemampuan baling - baling yang sampai saat itu masih diandalkan. Ia memiliki visi mumpuni dan membayangkan desain pesawat masa depan. Sebagai pendukung baling - baling Whittle menggambarkan apa yang kemudian dikenal sebagai motor jet sebagai mesin utama penambah daya kekuatan pesawat.
Pada 1928, Whittle berkesempatan menunjukkan konsep mesin jetnya dan menarik perhatian komandannya yang bernama Pat Johnson. Setahun kemudian, berkat dorongan Johnson, konsep Whittle dikirimkan kepada kementrian Udara Kerajaan Inggris, namun ditolak karena dianggap kurang efisien dan tidak praktis. Whittle yang didukung penuh oleh Johnson belum menyerah. Johnson yang sangat yakin terhadap prospek mesin jet rancangan Whittle semakin mendorongnya untuk mematenkan konsep itu. Pada Januari 1930. Whittle telah mengantongi hak paten atas rancangan mesin jetnya.
Pada 1936, dengan sedikit bantuan dari pemerintah dan dukungan penuh dari teman - temannya, Whittle mendirikan perusahaan bernama Power Jets. Setahun kemudian, Power Jets melakukan pengujian terhadap mesin jet rancangan Whittle. Pecahnya Perang Dunia II sejak tahun 1939 membuka peluang bagi Whittle untuk semakin memperkenalkan mesin jet rancangannya. Pemerintah Kerajaan Inggris pun menggelontornya dengan dana yang cukup untuk mengembangkan mesin jet tersebut dengan misi persiapan perang.
Akhirnya pada 15 Mei 1941, diluncurkanlah penerbangan pertama dengan pesawat bermesin jet ciptaan Whittle, dan pada 1944, mesin jet tersebut sudah dimasukkan ke dalam institusi RAF. Karier Whittle di RAF pun menanjak naik hingga menyatakan pensiun pada 1948 dengan pangkat terakhir sebagai Komodor Udara. Selain itu, Whittle sering diundang untuk ceramah di berbagai negara, dan memperoleh banyak penghargaan, salah satu yang paling berkesan adalah gelar kebangsawanan dari Kerjaan Inggris. Tahun 1976, Whittle hijrah ke Amerika Serikat dan menetap di sana hingga wafat pada 9 Agustus 1996 Akibat penyakit kanker paru - paru yang telah lama dideritanya.
Tag :
Info Penting