Baterai jenis lithium-ion memiliki kelebihan yang bisa dapat disi ulang dengan mudah. Baterai ini biasa digunakan pada perangkat mobile, seperti smartphone, tablet, dan bahkan wearable device.
Namun saat ingin mengisi daya baterai hingga penuh 100% masih membutuhkan waktu yang cukup lama (2 sampai 3 jam), tergantung dari kapasitas baterai yang tertanam.
Kini ada sebuah baterai generasi baru yang disebut aluminium-ion. Baterai yang dikembangkan oleh Stanford University ini diklaim dapat diisi ulang hingga penuh hanya dalam 1 menit.
Bukan itu saja, aluminium-ion juga disebutkan tidak mudah meledak dan terbakar seperti lithium-ion. "Baterai baru kami tidak akan terbakar, bahkan ketika Anda mencoba untuk menghancurkannya," kata profesor kimia Stanford University, Dai Hongjie.
Tak seperti baterai aluminium generasi sebelummya yang hanya bisa dicas hingga 100 kali, baterai besutan Stanford University diklaim bisa dicas lebih dari 7.500 kali atau 750 kali lebih tahan lama dari lithium-ion.
Namun untuk sementara ini sel aluminium-ion belum sempurna karena hanya bisa menghasilkan sekitar 2 volt, jauh lebih kecil dari 3.6V pada lithium-ion.
Ditambah sel aluminium-ion hanya membawa 40 watt listrik per kilogram (W/kg), sementara lithium-ion memiliki densitas daya 100-206 W/kg.
Tag :
berita