Kesenian Rebana merupakan salah satu kesenian yang bernafaskan Islami. Keberadaannya sangat melekat pada pola kehidupan masyarakat. Bahkan musik rebana dianggap masyarakat sebagai ciri khas musik Islami yang identik dengan nada-nada dakwah bernafaskan agamis.
Melekatnya aktifitas rebana tidak terlepas dari fungsi kesenian musik rebana bagi masyarakat. Salah satunya adalah sebagai media dakwah, jamun terhadap berbagai macam seperti kegiatan kelompok pengajian, kegiatan peringatan hari besar islam, tasyakuran, walimatul Urusy, Walimatul Khitan,Walimatul Hamli, maupun perayaan yang lain. Dan itu sudah menjamur sekian tahun lamanya yang sangat identik dan kental dengan nuansa musik religi yang kebanyakan syairnya berisikan puji-pujian kepada tuhan dan nabi Muhammad.
Bentuk penampilan kesenian rabana dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu musik rebana dalam bentuk tradisional maupun modern. Perbedaan rebana tradisi terletak pada peralatan musik yang digunakan yaitu berupa alat musik terbang dan lagu-lagu yang dibawakan umumnya diambil dari kitab albarjanzi, kitab dziba, kitab simtud duror, dan lainnya.
Sementara musik rebana modern terdapat penambahan peralatan musik yang bertangga nada diatonis seperti key board dalam mengiringi lagu-lagu mulai dari musik pop, musik dangsut, musik campur sari dan lainya, dengan menggunakan teks lagu dengan bahasa Arab, bahasa Jawa, dan Bahasa Indonesia yang semuanya menggunakan seperangkat alat musik rebana sebagai iringan lagu.
Namun musik rebana juga tidak kalah layaknya penyanyi pop yang melakukan perekaman. Banyak madrasah, pondok pesantren, group rebana, yang sukses memasarkan lagunya yang bertemakan puji-pujian dengan teks lagu arab. Walaupun jika alat musik rebana yang masih murni terlihat tradisional, tetap saja pecinta sholawat di negeri ini masih banyak. Terbukti kehadiran habib syeh mampu menarik kaum muda, tua, dan anak-anak menjadi girang bila mendengar sholawatan yang diringi dengan musik rebana.
Tag :
Musik