Menurut pria yang turut membantu Facebook menjadi populer ini mengatakan bahwa tidak ada yang 'abadi' di sektor bisnis internet. Google memang saat ini menjadi 'raja', khususnya untuk produk mesin pencari internet. Namun begitu, Thiel meyakini dalam waktu dekat akan muncul banyak mesin pencari lain yang bakal menyaingi Google.
"Uni Eropa bersikukuh memutuskan hubungan dengan Google. Ini bisa menjadi indikasi awal akhir monopoli Google. Akan banyak muncul perusahaan yang mengikuti jejak Google, dan meraka juga berhasrat untuk memonopoli bisnis ini. Persaingan akan sangat ketat," ungkap Thiel seperti yang dikutip dari laman Business Insider, Rabu (4/3/2015).
Google memang diketahui mulai kehilangan 'taringnya' di wilayah Eropa. Mereka bahkan terlibat perseteruan dengan parlemen Uni Eropa karena dinilai terlalu mendominasi lini bisnis berbasis internet dan dianggap terlalu banyak menguasai data privasi warga Eropa.
Bahkan parlemen Uni Eropa sangat ingin mengakhiri ketergantungan mereka kepada Google. Gagasan tersebut mendapat dukungan penuh dari dua blok politis di parlemen Uni Eropa, yakni Partai Rakyat Eropa dan Partai Sosialis.
Suasana semakin memanas setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, melontarkan sebuah pernyataan yang bertujuan untuk membela Google. Menurut Obama, dominasi Google di sektor bisnis internet di wilayah Eropa lebih disebabkan karena perusahaan intenet asal Eropa belum mampu bersaing dengan Google.
"Keputusan Uni Eropa terhadap Google dan Facebook lebih kepada permasalahan komersial. Memang ada beberapa negara, seperti Jerman contohnya yang sangat sensitif dengan isu penguasaan data privasi. Namun permasalahan utamanya adalah penyedia layanan internet asal Eropa belum mampu menyaingi layanan internet kami (asal AS). Keputusan ini lebih kepada mencoba menghambat perusahaan-perusahaan asal AS untuk beroperasi di sana (Eropa) secara efektif," ungkap Obama saat melakukan sesi wawancara dengan editor eksekutif Re/code, Kara Swisher beberapa waktu lalu.
Tag :
Internet